Monday, August 12, 2013

Sabda Allah Adalah Oase Kehidupan



Sebutlah namanya Nika, ia adalah seorang ibu dengan dua orang anak yang masih kecil dan lucu-lucu. Pernah pada suatu ketika aku berjumpa dan menjadi dekat dengannya. Ia banyak bercerita tentang pergulatan hidupnya. Betapa ia sangat berat menghadapi hidupnya yang sulit. Setiap waktu ia menangis, setiap waktu hatinya teriris luka yang tidak tersembuhkan. Bahkan ia pernah mendapati tubuhnya perlahan menjadi kurus. Namun di tengah perjuangan hidupnya, ia menemukan sesuatu yang meneguhkannya, yakni Sabda dalam Kitab Suci. Ia merenungkan Sabda dalam Kitab Suci adalah Sabda yang hidup. 
Demikian Gereja mengajak kita untuk tidak henti-hentinya mengenal bahkan mencintai Kitab Suci. Gereja mengadakan berbagai kegiatan untuk menumbuhkan cinta umat terhadap Kitab Suci, mulai dari rekoleksi, pendalaman Kitab Suci, lomba-lomba yang berkaitan dengan Kitab Suci dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan itu biasanya diadakan pada bulan September, di mana bulan ini, Gereja mengkhususkannya sebagai bulan Kitab Suci.
Gereja mengajak kita semakin mencintai Kitab Suci, yakni dengan membaca Sabda, merenungkan Sabda, dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Kitab Suci sebagai sumber dan jalan hidup memberi arah yang jelas bagi hidup umat beriman kristiani. Melalui Kitab Suci kita menemukan dan merenungkan Sabda yang hidup, Sabda kebenaran yang datang dari Allah. Sebab besarlah daya Sabda Allah yang mampu memberikan kekuatan iman, kebeningan hati bagi kita yang mau menggelutinya. Apabila kita baca dalam konteks Sacrosanctum Concilium, Gereja merenungkan Sabda Allah sebagai Roh Kehidupan dan jerih payah kehidupan. Sabda itu meresap dan menjiwai hidup umat beriman yang bersungguh-sungguh mencecap dan merefleksikannya dalam hidup sehari-hari.

Sabda Allah adalah Roh Kehidupan
Sabda merupakan bahasa komunikasi yang menghantarkan manusia pada pemahaman yang benar akan Allah. Sabda adalah roh kehidupan. Ia memiliki daya yang menghidupkan. Apabila manusia terbuka terhadap sabda, sabda itu akan berbicara dalam hatinya. Kekuatan sabda mampu membongkar ranah beku manusia. Ia menyentuh dan menggerakkan batin kita, sebab melalui sabda Allah hadir dan menyapa manusia, “Ia hadir dalam sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja” (SC 7). Itu berarti Allah menggunakan bahasa manusia agar manusia mampu menangkap serta membalas-Nya dengan iman. Sabda memiliki daya ubah dan cipta bagi manusia yang percaya. Ingatkah peristiwa penciptaan? Allah berfirman, “Jadilah terang. Lalu terang itu terjadi…dst“ (Kej 1). Oleh karena itu Sabda bukanlah omong kosong, bualan, gosip-gosip, atau tulisan tanpa makna. Dalam Sabda Allah sendiri yang hadir. Bukankah itu sudah cukup menggambarkan betapa sabda memiliki daya istimewa dan kita tidak usah ragu untuk mempercayai-Nya?

Sabda Allah Adalah Jerih Payah Kehidupan
Tentu tidak asing dengan kutipan ayat ini, “Datanglah pada-Ku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu”. Seperti oase di padang gurun, Sang Sabda memberikan kelegaan. Ia menuntun hati yang bimbang, memberikan terang bagi yang berputus harapan. Demikian manusia ditantang untuk percaya kepada-Nya. Sabda sendiri adalah jerih payah kehidupan di mana terdapat usaha manusia untuk senantiasa merenungkan dan menggalinya dalam hidup. Sebenarnya jika kita mau sadari, Sabda selalu berbicara dalam hidup, tinggal kita mau terbuka atau tidak terhadap sapaan-Nya, dan Apakah Sabda sudah menjadi dasar hidup kita?

Hidup Menurut Sabda
Hidup yang berdasar sabda berarti hidup yang mau terbuka terhadap sapaan Allah. Keterbukaan hati inilah yang memberi ruang bagi Allah untuk bekerja dalam hidup kita. Kita membiarkan dikuasai oleh Allah. Bagaimana kita merasakan semua itu? Bertekun mengakrabi Kitab Suci adalah jawabnya. Kita renungkan, refleksikan sabda serta menerapkannya dalam praktek kehidupan. Jika kita hidup selaras dengan Sabda, berarti hidup kita mencerminkan Allah yang berkarya. Inilah pentingnya merenungkan sabda. Bahwa melalui sabda-Nya, Allah menyapa kita setiap saat dan mengarahkan kita selaras dengan kehendak-Nya. Kita tidak perlu meragukannya.
Akhirnya, marilah kita membiarkan diri dituntun dan dikuasai oleh-Nya. Jangan biarkan Ia berlalu tanpa makna, sebab setiap peristiwa, dalam nama-Nya, menghadirkan makna. Baca dan renungkanlah Kitab Suci Anda!!

No comments:

Post a Comment