Sunday, August 4, 2013

BIJAK RADANG DAN BIJAK RAGUN



"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab hidup tak bergantung pada kekayaan" adalah nasihat Yesus untuk kita semua agar tak menjadi lupa apa yang utama. KeTAMAKan berkata dasar TAMAK, TAnpa Mengenal AKhir alias serakah (jawa=mangas), tak pernah mengenal kata "cukup".

Ketamakan mengandung asumsi kurang bijak sebab seseorang seolah dikendalikan oleh interest pribadi secara tidak wajar. Dampak dari sifat TAMAK adalah TAMU TETI. Apa maksud dari TAMU TETI?
dok.Taib-Zunar
TA adalah MATA, seseorang yang tamak mudah untuk menutup maTanya. Ia tidak peduli dan tak mau tahu apa yang terjadi di sekitarnya. Peristiwa-peristiwa yang nyata dilihat tak menggerakkannya untuk terlibat sebab hati, budi dan akalnya hanya dijejali dengan harta (duit) saja. Selama apa yang dilihat tak menguntungkan dirinya, tak akan pernah diperhatikannya. Tipe orang yang sangat pragmatis.
Mu adalah MULUT, seseorang yang tamak mudah untuk membungkam mulut, entah mulutnya sendiri atau orang lain, dari semangat kerendahan hati. Ia menjadi arogan dan sok berkuasa terhadap orang lain. Sikap yang arogan dapat terlihat melalui ucapan-ucapannya yang merendahkan orang lain (perendahan martabat manusia), pelecehan dan lain sebagainya. Apa yang dikatakan tidak menjadi berkat kehidupan melainkan perendahan, pembunuhan karakter dan lain sebagainya.
TE adalah TELINGA, seseorang yang tamak kerap menjadi tuli. Ia tak mau mendengar tangisan-tangisan penderitaan, ia tak mau tahu persoalan-persoalan yang dihadapi orang lain. Kekayaan menulikan telinganya dari kebenaran dan penderitaan.
TI adalah HATI, apabila seseorang telah buta, tuli dan bungkam terhadap diri dan orang lain terlebih Tuhan adalah tanda tumpulnya hati. Kekayaan bisa mengakibatkan penumpulan ini. Ia tak lagi peduli terhadap orang lain, ia tak memiliki bela rasa terhadap yang lain, sebab hatinya telah tumpul. Pada akhirnya, ketamakan itu menumpulkan HATI.

Tentu Yesus tak melarang seseorang menjadi kaya. Yesus tak mengkritik soal jumlah kekayaan yang dimiliki. Yesus hanya memberikan warning bahwa kita kerap salah memahami tujuan hidup yang sejati. Kita salah menempatkan pilihan dan keputusan kita secara bijaksana terutama berkaitan dengan harta, kekayaan yang bersifat duniawi. Oleh karena itu, kita diajak untuk menjadi bijaksana dalam memandang kekayaan. Istilah yang saya gunakan adalah bagaimana kita menjadi BIJAK RADANG dan BIJAK RAGUN terhadap kekayaan/harta yang kita miliki atau cari. BIJAK RADANG adalah kebijakan dalam cara pandang. Bagaimana kita memberi nilai/memandang kekayaan/harta yang kita miliki atau cari. Sekali lagi kekayaan/harta bukanlah hal utama dalam hidup, sebab ada yang lebih utama yakni Tuhan Sang pemberi segalanya. BIJAK RAGUN adalah kebijakan dalam cara meng(guna)kan. Kekayaan yang kita miliki adalah sebuah pemberian dari Tuhan. Kita diajak oleh Tuhan untuk menggunakan kekayaan/harta tidak hanya bagi diri sendiri melainkan demi kehidupan bersama. Harta dicari atau dimiliki bukan untuk ditimbun, melainkan menjadi sarana menghadirkan keselamatan bagi banyak orang. Sebab apa yang kita miliki adalah berkat Tuhan, dan kita diundang membagikan berkat itu bagi semakin banyak orang.

Yesus mengkritik orang yang bertipe seperti "orang kaya yang bodoh" sebab ia tidak BIJAK RADANG dan BIJAK RAGUN kekayaannya. Ia mengumpulkan dan menimbun harta untuk diri sendiri (inilah kebodohan yang ditunjukkan oleh Yesus). Ia lupa bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanyalah diberi supaya dibagikan kembali.

Akhirnya, jika kita tak mau disebut "orang kaya yang bodoh", maka tahulah cara memandang/memaknai dan tahulah cara menggunakannya.....
Berbagilah satu dengan yang lain....

-"Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia", jika kita memandang dunia berikut kelimpahannya sebagai yang lebih utama daripada hidup bergantung kepadaNya sebab yang berharga sejatinya adalah pengetehuan tentang Allah saja-

-sgl sst ada batas, sgl sst utk Tuhan-

No comments:

Post a Comment