Monday, August 5, 2013

Melayani



Makna pelayanan lektor dan akolit
“Anak manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani”
(Mat 20: 28)


Ini adalah hari Minggu, 05 Mei 2008. Suasana hari Minggu ini berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya. Setidaknya perbedaan ini dirasakan oleh delapan orang berpakaian putih (jubah) dengan hiasan kembang, yang diselipkan di dada sebelah kanan. Aku termasuk salah satunya. Apa yang terjadi pada hari ini? Apa yang membuat beda?
Hari Minggu, 05 Mei 2008 aku dilantik menjadi lektor dan akolit. Inilah yang membuat hari ini berbeda dengan hari-hari lainnya. Lantas apa yang dimaksud dengan pelantikan lektor dan akolit? Tentu tidak semua dari kita memahami istilah ini.
Kita bisa melihat istilah yang umum kita dengar seperti pelantikan camat, bupati, kepala sekolah dan lain sebagainya. Mereka dilantik oleh petinggi mereka untuk menerima tugas dan tanggung jawab tertentu di dalam suatu lembaga. Melalui pelantikan itu mereka menerima kewenangan khusus dalam melakukan sesuatu. Demikian pelantikan lektor dan akolit dapat dimaknai “mirip” seperti itu. Seorang frater (calon imam) dilantik menjadi lektor dan akolit.
Upacara pelantikan lektor dan akolit dilakukan sebelum para frater ditugaskan untuk menjalankan Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di paroki atau lembaga tertentu. Melalui pelantikan lektor dan akolit, seorang frater diresmikan menjadi pelayan khusus di dalam Gereja. Pelantikan lektor dan akolit dilakukan oleh Uskup setempat. Saat itu uskupnya adalah Mgr. Ignatius Suharyo, Pr (Uskup Keuskupan Agung Semarang).
Apa makna pelantikan lektor dan akolit? Esensi yang tidak boleh ditinggalkan bahwa Allah hadir dan menguduskan orang-orang yang dipilih untuk tugas dan perutusanNya. Allah hadir untuk menguduskan para calon lektor dan akolit, di satu pihak dan di lain pihak seluruh umat bersyukur dan memohon kepada Allah demi GerejaNya.  
Apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang lektor dan akolit? Seorang pelayan lektor dan akolit mempunyai tugas dan tanggung jawab di seputar liturgi, yakni Ekaristi. Mereka mengambil peran sesuai tugas dan fungsinya dalam liturgi. Akolit dilantik untuk melayani altar dan membantu imam serta diakon. Lektor dilantik untuk mewartakan sabda dari bacaan-bacaan Kitab Suci demi pelayanan terhadap Tuhan. Maka, pelayan lektor dan akolit mendapat peran khusus di dalam liturgi, entah melayani imam dan diakon maupun pewartaan Sabda.
Inilah tahap dasar yang harus kujalani. Aku diangkat menjadi seorang lektor dan akolit, pelayan resmi gereja untuk mewartakan sabda dan melayani imam dan diakon dalam liturgi. Semangat yang dibawa adalah melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Semangat pelayanan yang didasari pangalaman kasih dan cinta dari Yesus yang lebih dulu mengasihiku dengan berbagai macam caraNya. Maka, inspirasi pelayanan seorang lektor dan akolit adalah Yesus sendiri. Ia adalah sumber keteladanan dalam karya dan pelayanan. Dia yang hadir dalam Sabda adalah sumber yang tidak pernah habis di gali. Dan pelayanan kepada sesama adalah wujud konkretnya. 

No comments:

Post a Comment