Monday, August 5, 2013

Saat Lebaran Tiba



Gema takbir bersahut-sahutan. Para tetangga bersiap menyambut hari yang fitri. Hari yang dinanti setelah sebulan lamanya berpuasa. Tidak jauh berbeda dengan mereka, keluarga kami turut menunggu hari ini, setidaknya aku. Saat-saat lebaran adalah waktu yang kurindukan. Saat kakak-kakakku pulang dari Jogja, liburan. Suasana rumah menjadi ramai.
Dulu, saat nenek masih hidup, kami sekeluarga kerap bersilaturahmi ke rumah nenek. Khususnya saat lebaran. Biasanya kami datang bersama, orang tua, kakak, adik, dan aku sendiri. Rumah nenek tidak begitu jauh. Untuk mencapainya, kami bisa jalan kaki dalam waktu 10 menit.
Aku selalu merindukan saat-saat seperti ini. Saat kami berkumpul bersama sebagai satu keluarga besar. Saat kami berkumpul dalam kehangatan yang lumrah di sebut keluarga. Saat berkumpul, kami bercanda tawa, tanya kabar, pekerjaan, sharing dan lain sebagainya.
Lebaran menjadi saat bersilaturahmi, saat hati bertemu hati, saat saling mengampuni agar diri menjadi suci. Inilah hakekatnya manusia yang diciptakan Tuhan suci adanya. Semangat hidup suci dengan matiraga dan kesediaan mengampuni menempatkan diri kita sebagai ciptaan yang berakhlak mulia. Kita sadar betul eksistensi kita sebagai manusia yang memang diciptakan secitra dengan diriNya.
Keterarahan hidup suci dengan matiraga dan  semangat mengampuni terlihat jelas dalam tradisi lebaran. Kami pun merasakan buah-buah rohani lebaran ini.
“Kupat dicampur santen, kawula lepat nyuwun pangapunten”. Semoga kalimat indah ini bukan sekedar ucapan di bibir saja. Tetapi sungguh mengungkapkan ketulusan dalam menyadari kerapuhan diri sebagai seorang pribadi dan kesungguhan hati untuk mengampuni orang lain. Tuhan saja mengampuni orang-orang yang tidak setia kepadaNya. Kita pun diundang untuk dengan tulus mengampuni orang lain.
Inilah lebaran bagiku. Saat-saat paling indah yang pernah kualami. Saat kebersamaan kami bersama nenek yang sungguh perhatian dan sayang kepada kami. Entah mengapa saat menuliskan pengalaman ini, aku sangat merindukan nenek. Aku ingin berjumpa dengan dirinya. Aku ingin dipeluknya atau sekedar dibelikan jajan olehnya. Nenek, aku merindukanmu…

No comments:

Post a Comment