Friday, June 14, 2013

Toyohiko Kagawa

Pertobatan memuat transformasi hati nurani dari seseorang sebagai seorang penilai. Inilah kisah Toyohiko Kagawa  yang dapat memberi inspirasi suatu pertobatan kristiani maupun moral yang mengagumkan.

Latar belakang

Toyohiko Kagawa adalah seorang pemimpin Kristen di Jepang dan aktif dalam organisasi buruh dan kesejahteraan sosial dan mendapatkan kesempatan menyampaikan pemikirannya membangun karakter bangsa yang demokratis dan berkeadilan. Istrinya bernama Haru. Mereka dikaruniai 3 anak, yaitu Sumitomo, Chiyoko dan Umeko.
Toyohiko lahir pada tanggal 10 Juli 1888. Ia berlatar belakang bangsawan yang hidup di jaman feodal. Ayahnya adalah seorang gubernur Kagawa, dan ibunya adalah seorang geisha. Toyohiko lahir dari hubungan terlarang antara Kagawa dan seorang geisha. Sepeninggal orang tuanya, ia hidup bersama dengan saudaranya (keluarga ibu tirinya) tanpa sukacita. Ia merasa tidak ada seorang pun yang memperhatikan dirinya. Ia hidup dalam kesendirian dan kesulitan.
Toyohiko bergelut dengan studi dan iman. Keluarga, paman, melarang Toyohiko mengikuti kebaktian-kebiaktian kristen maupun berdoa kepada Tuhan. Ia diancam akan diusir dari rumahnya. Namun ancaman itu tidak membuatnya gentar, Toyohiko tetap berdoa kepada Tuhan secara diam-diam di atas kasur di bawah sprei. Sikap Toyohiko yang takut-takut dalam berdoa lantas diejek oleh Dr. Myers, "Toyohiko, kamu anak penakut dan pengecut". Berusaha untuk menghapus pernyataan itu, Toyohiko menyatakan diri untuk menjadi Kristen.

Perjumpaan yang mengubah

Toyohiko berjumpa dengan Pastor Nagao Ken. Pastor ini banyak menghabiskan waktunya untuk melayani orang miskin dan terlantar. Perjumpaannya dengan Pastor Ken memberi inspirasi rohani bagi dirinya. Ia seakan didesak-desak untuk menolong orang lain. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa setiap orang harus mengabadikan hidupnya bagi kemanusiaan.
Pengalaman iman itu ia wujudkan dengan tinggal di daerah miskin di Tokyo. Di sini ia mengajar dan berkotbah tentang Kristus kepada banyak orang di  persimpangan-persimpangan jalan.Orang-orang menganggapnya tolol atau bodoh. Akan tetapi tidak bagi Toyohiko, ya
ng ia rasakan bahwa ia tengah mewujudkan persaudaraan dengan hidup bersama dengan kaum miskin dan membantu mereka sebanyak mungkin.
Kecintaannya pada kemanusiaan mengabaikan kesehatan dirinya sendiri. Ia jatuh sakit karena tertular penyakit orang-orang yang ia dampingi. Dalam masa-masa sakitnya, ia banyak berdoa hingga kematian datang menjemput dirinya.

Toyohiko orang sederhana

Toyohiko adalah pribadi yang disiplin dan mempunyai cara hidup yang sederhana. Ia berpenampilan sederhaan. Ia memiliki satu stel jas, sepasang sepatu, dan beberapa baju hitam putih. Dia hampir selalu mengenakan Kagawa Fuku (Jas Kagawa) yang murah dengan dasi hitam. Ia berprinsip, "Apabila kamu menginginkan kehidupan bahagia, kamu harus sederhana. Apabila kamu memakai jas mahal, kau akan khawatir mereka menjadi kotor. Apabila kamu mengelilingi kamu dengan barang-barang berharga, kamu akan khawatir mereka hilang dicuri. Maka berpakaianlah sederhana. Itulah jalannya untuk hidup".

James W. Fowler "memandang" Toyohiko


Toyohiko Kagawa memiliki perkembangan iman yang mendalam, di mana transformasi iman yang dimiliki melahirkan di dalam dirinya suatu komitmen tentang kemanusiaan. James W. Fowler mengatakan mengenai iman merupakan suatu kemanusiaan yang universal (human universal). Peristiwa kemanusiaan yang universal ini benar-benar dialami oleh Toyohiko dengan memandang orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, iman yang dimiliki Toyohiko berangkat dalam dinamika interaktif dan relasi sosial.
Iman merupakan suatu sikap aktif. Iman merupaakn cara mengetahui (a way of knowing), cara menguraikan (a way of constucting), dan menafsirkan pengalaman seseorang (interpretating one's experience). Toyohiko menemukan kebebasan dalam hidupnya (ultimate conditions of their existence) melalui kesendiriannya di dalam keluarga, kehidupannya bersama saudara tirinya, penghinaan yang diterima olehnya serta ketidakbebasan yang membelenggu dirinya. Hidupnya berubah karena Tuhan berkarya di dalam dirinya dengan kehadiran banyak pribadi di dalam hidupnya. Intinya, apapun yang dialami oleh Toyohiko merupakan suatu pengalaman iman yang dinamis. James W. Fowler mengatakan:
"Faith is understood dynamically as involving both the finding of and being found by meaning; both the construction and the reception of beliefs and commitments; and it is meant to include both explicitly religious expressions and enactments, as well as ways of finding and orienting one self to coherence in an ultimate environment which are not religious".
Iman merupakan dinamika kehidupan pribadi manusia dalam mencari dan menemukan makna kehidupan itu sendiri. DInamika iman bersifat aktif-konstruktif atas keyakinan dan komitmen, dan aktif menerima keyakinan dan komitmen tersebut.

"Love is the basis for the birth of a true society, while violence has in it the essence of anti-sociality. Violence is degeneracy; it is its own destruction. Love injures none, is eternal" -Toyohiko Kagawa-

No comments:

Post a Comment