Monday, June 17, 2013

Apa itu Devosi?

"Santa Theresia dari Lisieux, Bunga yang mungil, tolong petikkan setangkai mawar dari taman surgawi, dan kirimkanlah bunga itu kepadaku dengan sebuah pesan cinta. Mohonkan kepada Tuhan agar berkenan mengabulkan permohonan ini, dan sampaikan kepadaNya bahwa aku sangat mencintaiNya, dengan cinta yang semakin meluap-luap setiap harinya"

(tercantum dalam Doa Novena kepada Theresia)


Setiap hari selalu ada orang yang berdoa di dalam gereja, atau duduk di depan pieta, maupun di hadapan Bunda Maria. Mereka berdoa. Ada umat yang berdoa kepada Allah melalui perantaraaan Bunda Maria, ada yang berdoa melalui perantaraan para kudus di surga. Mereka berdoa dengan ujub-ujub tertentu dan untuk waktu tertentu dengan harapan bahwa Allah mengabulkannya. Ini adalah salah satu tradisi yang berkembang di Gereja Katolik, yakni devosi.

Umat Mencintai Devosi
Kecintaan umat Katolik terhadap devosi sangat besar. Ada banyak devosi yang berkembang di dalam gereja dan umat yang melakukannya pun tidaklah sedikit. Devosi membantu kita untuk mengalami Tuhan secara pribadi. Devosi membantu menegaskan rahmat yang Tuhan berikan kepada kita yang terkadang kita abaikan. Devosi menunjuk pada doa-doa kudus -iman, harapan dan kasih- yang menunjukkan kesetiaan dan cinta, yang terkadang sulit diungkapkan dengan ekspresi iman kita. 

Devosi, Waspadailah!!
Gereja memberikan perhatian dan pendampingan khusus terhadap umat akan devosi yang mereka hidupi. Perhatian dan pendampingan ini dimaksudkan agar devosi tidak terpisah dari kebiasaan peribadatan gereja Katolik.

Apa itu Devosi?
Dalam The New Catholic Encyclopedia dinyatakan mengenai batasan devosi bahwa: "Praktek peribadatan dalam bentuk ekspresi nyata pada keinginan untuk melayani dan menyembah Tuhan, dengan mengarahkannya pada obyek tertentu, seperti misteri kudus, tokoh, atiribut, bahkan realitas yang sengaja diciptakan untuk dapat berhubungan dengan Tuhan". Devosi dapat dipahami sebagai doa yang disusun dengan baik, yang terpisah namun terikat pada liturgi, yang dapat memperdalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan, yang memperteguh tanggungjawab kita terhadap masyarakat Kristiani dan membimbing kita untuk dapat lebih memahami Misteri Paska, sebuah realitas yang senantiasa menjadi sasaran iman kita (Therese Johnson Borchard, 10)). 
Dalam perkembangan sejarahnya, devosi dibuat untuk mengisi kebutuhan spiritual dari umat. Jejak-jejak awal devosi dapat ditemukan dalam Kitab Suci dan muncul dalam catatan awal paham Kristiani. MIsalnya, jejak pertama dari legenda peziarahan Bunda Maria di Yerusalem (teks Siria, abad kelima).

Sifat-sifat Devosi
Therese Johnson Borchard memberikan perhatian akan gejala-gejala yang salah dari perkembangan devosi umat. Devosi bisa mengarah pada tahyul dan sikap simplistis. Oleh karena itu, pejabat Gereja memberikan batasan untuk menentukan apakah suatu "kebiasaan" benar-benar merupakan suatu devosi. Berikut ini tigas sifat dari devosi :
1. Devosi berdasarkan pada doktrin yang sehat dan teologi yang benar
2. Devosi menunjukkan adanya seruan/permohonan yang masuk akal dan imajinatif
3. Devosi membimbing setiap orang beriman memiliki kehidupan spiritual yang lebih mendalam.
Di dalam Sacrosanctum Consilium 13 di jelaskan : "Devosi populer umat Kristiani sangat dianjurkan -asalkan sesuai dengan hukum dan norma Gereja- terutama bila diperintahkan oleh Tahta Suci", demikian pula konteks yang seharusnya dibuat dalam melakukan devosi dan tujuannya, "Tetapi devosi seperti ini harus disusun dan disesuaikan dengan masa-masa litrugi, diselaraskan dengan litrugi kudus, dan sedikit banyak diambil dari sana, dan mengarahkan umat kepada liturgi kudus (SC 13)" (Therese Johnson Borchard, 11).

Devosi saat ini
Devosi menawarkan ungkapan cinta tentang iman. Devosi menawarkan cara pribadi untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Devosi membantu kita memahami dan berpartisipasi dengan lebih mendalam dalam Perayaan Ekaristi dan semua bentuk ibadat liturgi. 

Bentuk-bentuk Devosi
Kita bisa menemukan aneka macam devosi di tengah umat. Misalnya, Rosario, Perhentian Jalan Salib, Devosi Maria, Medali Kajaiban, Skapulir, Devosi para Kudus, Devosi keada Hati Kudus, Novena, maupun Ziarah.

Diambil dalam  
Therese Johnson Borchard, Devosi Umat Katolik,  Santo Press: Batam, 2001









No comments:

Post a Comment