Sunday, June 16, 2013

Menemukan Makna Kehidupan dalam Bunga

Sebuah falsafah kematian diutarakan manta samurai bernama Gorou dalam buku Samurai Kazegatama: Pelangi Angin, Penerbit Qanita.

"Apa yang kau pikirkan sewaktu memandangi hamparan bunga itu?" tanya Gorou
"Saya memikirkan masa depan saya," jawab Hanmaru
"Ada apa dengan masa depanmu?"
"Saya takut kalau-kalau saya nanti menjadi seperti bunga-bunga ini -begitu rapuh dan lemah..."
Begitu mudah gugur oleh sedikit terpaan angin"
"Manusia dan bunga itu serupa; takdir telah menentukan bahwa manusia juga pasti akan mati, seperti bunga-bunga itu."
"Itu memang benar, tetapi ada perbedaannya, yaitu cara kita menemui kematian".
"Bunga-bunga itu akan gugur bukan karena rapuh ataupun lemah, melainkan karena mereka telah selesai melakukan apa yang harus mereka lakukan. Lihatlah ! Mereka gugur dengan cara yang paling indah!! Itu karena tidak ada penyesalan yang mereka rasakan. Begitu pula dengan kita. Hanmaru-bila mati telah menyelesaikan apa yang harus kita lakukan, mengapa perlu menyesal?"
"Begitu dilahirkan kita langsung naik kereta ekspres dengan satu tujuan yaitu kematian. Dalam perjalanan ada banyak yang bisa kita lihat. Namun, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berbuat baik pada teman seperjalanan" -Cheng Yen-

disadur dari Jusuf Sutanto, The Dance of Change, Kompas, 2009

No comments:

Post a Comment