Friday, June 14, 2013

Edith Stein : Santa Teresia Benedicta dari Salib

Latar belakang Edith

Edith Stein lahir pada tanggal 12 Oktober 1891. Ia juga dikenal sebagai Sr. Teresa Benedicta. Ia adalah salah seorang martir pada zamana Holocoust (masa pembantaian orang-orang Yahudi oleh Pemerintahan Nazi, Adolf Hitler). Panggilan hidupnya sebagai pribadi yang mendatangkan berkat bagi orang lain terjadi setelah tanpa sengaja ia membaca buku otobiografi dari Santa Teresia dari Avilla. Riwayat hidup Santa Teresia dari Avilla menjadi ispirasi dan peneguh imannya kepada Yesus, "Inilah kebenaran". Ia dibaptis dalam Gereja Katolik.

Tak Mau Kenal Tuhan

Kisah hidup Edith Stein tidaklah sederhana. Jalan hidupnya penuh liku terlebih dinamika imannya. Ia pernah menjadi seorang Yahudi bahkan pernah memutuskan untuk menjadi seorang ateis. Dalam otobiografinya ia menulis, "Di sini saya dengan sadar sungguh-sungguh dan atas kemauan sendiri berhenti berdoa". Masa gelap hidupnya ia lewati dengan bergelut dalam studi. Ia mempelajari psikologi maupun filsafat. Dalam masa-masa studi itu, khususnya saat mengikuti pengajaran Scheler, ia berkata: "Itu merupakan sentuhan pertama dengan dunia ini yang sampai saat ini sama sekali tidak saya kenal. Dunia ini belum membawa saya kepada iman akan tetapi di hadapanku terbuka gejala yang tidak  saya lewati begitu saja seolah-olah tidak saya lihat".

Perjumpaan iman 

Perjumpaan selalu menyisakan kenangan dalam diri seseorang, baik kenangan indah, pahit, maupun kenangan iman yang meneguhkan. Inilah yang dialami oleh Edith Stein dalam salah satu fase hidupnya. Perjumpaannya dengan pasangan pasutri Reinach memperdalam pengalaman imannya. Ketika suaminya, Adolf Reinach, meninggal dalam perang. Edith cemas bahwa istrinya, Reinach, akan mengalami kehancuran selepas ditinggal oleh suaminya. Namun, Reinach tidaklah demikian. Ia justru begitu kuat dan semakin beriman. Edith berkata, "Ini merupakan perjumpaan pertama dengan salib dan kekuatan ilahi yang diberikan kepada mereka yang bersedia memikulnya. Untuk pertama kali saya melihat Gereja yang dilahirkan dari penderitaan Sang Penebus. Di sini dengan jelas saya melihat kemenangan Gereja atas malaikat kematian. Pada saat inilah ketidakpercayaan saya runtuh beserta keyahudianku dan Kristus datang bercahaya di depanku: KRistus dalam misteri Salib". 
Inilah perjumpaan Edith Stein yang membawa kesadaran baru di dalam hidup imannya. Kesadaran itu diteguhkan kembali melalui otobiografi Santa Teresia dari Avilla, di mana ia mengatakan, "Saya mulai membaca, terpikat dan tidak berhenti sebelum semua dibaca. Saya menutup buku itu dan berkata: INILAH KEBENARAN". 
Kehidupan imannya kian mendalam, yang ia lukiskan dalam gambaran pendakian gunung, namun sekaligus menekankan bahwa ia masih selalu berada di kaki gunung. Hal ini bukan saja ungkapan kerendahan hati, melainkan sekaligus juga pengalaman berada di dasar, pengalaman akan kedalaman, akan pusat, dan akan batin.


Santa Teresia Benedicta dari Salib

Ia memahami salib sebagai  nasib umat Allah, yang pada waktu itu sudah mulai kentara. Mereka yang memahami salib Kristus, mereka harus memikul salib itu atas nama semua orang

Inspired by Hendrik P
taken from otobiografi Edith Stein



No comments:

Post a Comment