Kata Triduum berasal dari bahasa Latin yang berarti
tiga hari. Triduum merupakan waktu khusus selama tiga hari sebagai persiapan
batin (olah rohani) menjelang suatu perayaan besar. Hari ini para romo dan umat
Paroki St. Petrus Pekalongan (kurang lebih 250-300 umat) mengakhiri triduum
yang telah dimulai hari Selasa, 2 April 2014 yang lalu.
Selama tiga hari berturut-turut (Selasa-Kamis,
2-4 April 2014) umat berolah rohani merenungkan
"Paguyuban Murid-Murid Yesus menurut Injil Sinoptik." Tema ini
diselaraskan dengan dinamika Gereja Keuskupan Purwokerto yang mengolah
"Tahun Pemberdayaan Paguyuban." Permenungan triduum difasilitasi oleh
ketiga romo paroki St. Petrus Pekalongan. Triduum dimulai pukul
04.45 - 06.00 dirangkai dengan ekaristi harian. Sesudah perayaan ekaristi,
seluruh umat menikmati "tea and coffee morning" di aula paroki.
dok.internet |
Hari pertama triduum dibuka oleh Sheko Swandi M, Pr
yang merenungkan tema panggilan para murid pertama menurut Injil Markus. Umat melihat latar belakang
penginjil, konteks hidup, dan gambaran komunitas/paguyuban menurut Markus.
Permenungan tentang komunitas disarikan dari para murid yang "menyertai
dan tinggal bersama Yesus." Tujuan dari hidup dan tinggal bersama Yesus
ialah agar para murid dapat menyesuaikan cita-cita, semangat hidup mereka
dgn cita-cita, semangat dan hidup Yesus. Mereka TERLIBAT SEPENUH dan SEUTUHNYA
dengan hidup Yesus. Inilah semangat kemuridan yang Yesus
tawarkan kepada kita. Permenungan di hari pertama ditutup dengan
ekaristi oleh Tri Kusuma, pr.
Hari kedua triduum difasilitasi oleh M. Maryoto, Pr
yang mengambil inspirasi dari Injil Matius (Injil Gerejawi). Melalui Injil
Matius, Maryoto, pr mengajak umat melihat komunitas (Gereja) sebagai organisme.
Penginjil Matius menggunakan kata 'gereja' (ekklesia, Mat 16:18; 18:17) di
dalam tulisannya. Bahan-bahan yang digunakan
Matius pun bersentuhan dengan organisasi gereja dan katekese gereja yang disusun dalam bentuk
lima kotbah. Bersama Matius, umat merenungkan pusat hidup gereja yang selalu
merayakan karya penyelamatan Tuhan dalam ibadah. Permenungan hari kedua ditutup
dengan ekaristi oleh Sheko Swandi M, pr
dok. internet |
Sementara hari ketiga triduum difasilitasi oleh Tri
Kusuma, pr dengan mengambil inspirasi dari Injil Lukas. Refleksi di hari ketiga
lebih menekankan bagaimana Gereja menjadi sakramen, tanda dan sarana keselamatan Allah. Menurut refleksi Ig.
Suharyo, pr, Lukas menggambarkan Gereja sebagai buah Roh Kudus
yang dicurahkan oleh Kristus yang bangkit; didirikan atas dasar para
rasul, yang adalah saksi-saksi berwibawa atas kebangkitan Yesus Kristus,
pewarta injil yang setia yang dengan berani memberitakan keselamatan (Kis
1-12). Kehadiran Gereja sebagai sakramen diwujudkan melalui sikap inklusif dan
kepedulian terhadap situasi aktual di sekitarnya. Kehadiran Yesus ke dunia
membawa misi keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang khususnya mereka
yang miskin, menderita, dan tertindas. Gereja Lukas adalah Gereja yang terbuka
terhadap realitas dunia. Gereja bukanlah lembaga atau persekutuan yang berjarak
dengan sekitarnya melainkan Gereja yang mau turun ke bawah, berjumpa dengan
orang miskin dan menderita. Dalam permenungan hari ketiga,
umat diajak untuk menyatukan misi hidupnya dengan misi Yesus sendiri,
"Mewartakan kabar gembira kepada semakin banyak orang." Permenungan
ini ditutup dengan ekaristi yang dipimpin oleh Sheko Swandi M, pr.
Pengolahan rohani selama tiga hari diharap
membekali umat dalam membangun komunitas kemuridan di Gereja St. Petrus
Pekalongan. Komunitas yang mengenal Yesus secara mendalam, komunitas yang
berkumpul-berdoa, dan komunitas yang bermisi selaras dengan misi Yesus sendiri.
Selain itu, triduum menjadi kesempatan umat untuk mempersiapkan hati dalam
memasuki dan merayakan pekan suci. (trikuspr)
No comments:
Post a Comment