dok. R. Edy |
Perayaan Kamis Putih di Paroki Santo
Petrus Pekalongan diadakan di dua tempat yang bersamaan, yaitu di paroki dan
stasi. Kemegahan dan kesyahduan kamis putih didukung dengan pernak-pernik serba
putih dan umat yang mengenakan pakaian (kebanyakan)
putih. Umat merayakan kamis putih di paroki pukul 17.00 dan pukul 20.00 wib. Sementara stasi Sragi dan Karanganyar mengadakan
misa Kamis Putih pukul 17.00, dan stasi Wiradesa pukul 20.00 wib. Perayaan
ekaristi kamis putih dilayani oleh empat romo. Selebran utama adalah Sheko
Swandi, Pr yang didampingi oleh Maryoto, Pr, Tri Kusuma, Pr dan E. Yeppy, Pr
serta dua frater seminari tinggi yang sedang berasistensi yaitu Fr Rendy (Tk.
3) dan Fr. Raymond (KAM). Perayaan Kamis Putih paroki dan stasi berlangsung
khusyuk dan meriah.
Jauh
hari sebelumnya, para romo dan seluruh petugas liturgi mempersiapkan pekan suci
dengan semangat. Setiap sore sampai dengan malam umat berkegiatan di gereja.
Ada yang latihan koor, Putra-putri Altar, Persekutuan doa, dan lain sebagainya.
Aktifitas umat yang padat membuat Gereja sungguh hidup. Inilah perwujudan dari
sebuah Gereja organisme yang lebih dari sekedar bangunan.
dok. R. Edy |
Kematangan
seluruh pihak dalam mempersiapkan pekan suci menghasilkan buah sukacita. Umat
dapat merayakan setiap perayaan dengan khusyuk. Melalui perayaan Kamis Putih
umat merenung, mengenang, dan merayakan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama
para murid. Di dalam perayaan itu, Yesus meninggalkan kisah keteladanan yang
hendaknya dihidupi oleh setiap orang yakni Pembasuhan kaki para murid. Kini
Perjamuan Malam Terakhir Yesus selalu kita kenang dan rayakan dalam Ekaristi
setiap harinya. Di dalam Ekaristi kita melihat Yesus sebagai roti hidup yang
diambil, dipecah dan dibagikan bagi kita. Pengalaman diambil, dipecah, dan
dibagikan tidak jarang menimbulkan sakit dan terluka. Oleh karena itu, bersama
Yesus yang mengadakan perjamuan dan pembasuhan kaki para murid kita menghidupi
keutamaan kerendahan hati di dalam kehidupan. Pengorbanan dan kerendahan hati
Yesus kepada setiap orang menunjukkan putihnya cinta Yesus bagi kita.
Sesudah
perayaan Perjamuan Malam Terakhir usai, kita diundang berjaga bersama Yesus
memasuki kisah kehidupanNya yang lain. Kisah sengsara dan penderitaan-Nya telah
menanti. Prosesi perarakan Sakramen Mahakudus dipimpin oleh Sheko Swandi, Pr
berlangsung dengan hening. Umat menyatukan hati dalam keheningan dan kekudusan
memandang Sakramen Mahakudus yang diarak menuju tempat pentahtaan. Kepulan asap
pendupaan mewarnai ruangan gedung gereja menjadi putih dan harum karenanya. Sakramen
Mahakudus ditahtakan di dalalam Kapel Adorasi Paroki St. Petrus Pekalongan. Ini
adalah kali pertama Sakramen Mahakudus di tahtakan di Kapel Adorasi St.Petrus.
Kapel Adorasi ini baru selesai dibangun. Tujuan dari pembangungan Kapel Adorasi
ialah menjaga dan kian menumbuhkan kehidupan doa (iman) umat melalui
penghormatan Sakramen Mahakudus. Sejenak umat diajak merelakan waktu berjaga
bersama Yesus dalam keheningan dan puji-pujian. Mereka bertekun setia di
hadapan Sakramen Mahakudus sampai tuguran selesai pukul 00.00 wib. (trikuspr)
No comments:
Post a Comment