Tahun
ini SMA Bernardus melibatkan diri dalam kegiatan pekan suci di Gereja Santo
Petrus Pekalongan dengan mendramakan kisah Sengsara Yesus. Kisah sengsara
dipentaskan pada Jumat, 18 April 2014 pukul 07.00 WIB menggantikan jalan salib.
Salah satu siswa yang terlibat dalam drama itu adalah Tri Sulistyo Nugroho. Dia
berperan sebagai Yesus. Bagi dia dan pemain lainnya, permenungan kisah sengsara
Yesus dengan tablo adalah kali yang pertama. Tidak heran mereka mengalami
ketakutan, keragu-raguan dan kecemasan. “M. Maryoto, pr sebagai pamong di SMA
Bernadus tidak henti-hentinya memotivasi kami agar semakin percaya diri,”
ungkap Tri Sulistyo alias Halus.
dok. R. Edy |
Para
siswa menyiapkan drama kisah sengsara sejak bulan Februari yang diawali dengan
menonton video Kisah Sengsara Yesus. Melalui video itu mereka dibantu untuk menemukan
karakter setiap peran di dalam kisah itu. “Aku sangat sedih saat melihat Yesus
disiksa, dicambuk oleh para prajurit. Aku seolah merasakan apa yang dirasakan Yesus
pada saat itu,” ungkap Halus.
Dalam
setiap latihan mereka didampingi oleh Bang Billy. Dia adalah guru seni (teater)
yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seni di SMA Bernardus. Di tengah persiapan
mereka terkadang merasa getir dan takut seandainya tidak bisa mengingat naskah
dengan baik. Akan tetapi melalui dukungan dan perhatian para romo, guru dan
keluarga mereka mencoba menepis ketakutan dan kegetirannya dengan
mempersembahkan yang terbaik.
Sejak
pukul 05.00, para pemain bersiap di ruang make-up untuk didandani. Jelang pukul 07.00, umat mulai berdatangan memenuhi
seluruh gereja. Dekorasi sederhana mengubah altar menjadi panggung sengsara.
dok. R. Edy |
Kisah
Sengsara Yesus berlangsung khusyuk. Umat menyaksikan adegan demi adegan dengan
penuh perhatian bahkan tidak sedikit dari mereka terhanyut dalam kesedihan
rohani sampai meneteskan air mata kasih yang mendalam. “Aku sangat bersyukur telah
berperan sebagai Yesus. Rasa sakit dan memar yang kurasakan rasanya belum
seberapa berat dengan apa yang dialami Yesus. Aku terharu betapa dalam pengorbanan
Yesus bagiku. Yesus sangat mencintaiku. Dia mencintai dengan darah dan kematian
demi kebahagiaan kekal.” Ungkap Halus mengakhiri sharingnya. (Tri Sulistyo Nugroho/SMA Bernadus)
No comments:
Post a Comment